Pernahkah kamu mencintai seseorang yang bukan darah dagingmu… tapi rela mempertaruhkan segalanya demi mereka?
Pernahkah kamu berharap dunia tidak pernah tahu kebenaran… demi menjaga kebahagiaan yang rapuh?
Itulah perasaan yang akan kamu rasakan saat menonton Panggil Aku Ayah, sebuah film drama misteri yang tidak hanya menyentuh hati, tapi juga menguji batas makna cinta dan pengorbanan.
Bima, tokoh utama film ini, hidup sendirian di rumah kayu tua di pinggiran kota. Hingga suatu malam sunyi, ia menemukan seorang bayi mungil di depan pintunya. Tanpa pesan, tanpa penjelasan hanya selimut lusuh yang membungkus tubuh kecil itu. Bayi itu ia beri nama Raya. Dan sejak saat itu, Bima berjanji akan menjadi ayah yang ia sendiri tidak pernah punya.
Bertahun-tahun berlalu. Raya tumbuh menjadi gadis remaja yang cerdas dan penuh rasa ingin tahu. Namun, di balik tawa dan kasih sayang mereka, ada pertanyaan yang terus menghantui “Siapa ayah kandungku?”
Pertanyaan sederhana itu mulai membuka pintu masa lalu yang telah lama Bima kunci rapat. Rahasia yang, jika terbongkar, bisa menghancurkan segalanya.
Kenapa Film Ini Begitu Membekas?
Karena Panggil Aku Ayah bukan hanya tentang hubungan ayah dan anak. Ini tentang kebohongan yang dibangun atas dasar cinta. Tentang keberanian untuk melindungi, sekalipun itu berarti menjadi penjahat di mata dunia.
Dengan visual yang hangat, musik yang menghanyutkan, dan dialog yang menusuk hati, film ini akan membuatmu mempertanyakan arti keluarga yang sesungguhnya.
🎬 Nonton Di Mana? Tentu Saja di LAYAR21!
Kalau kamu mencari film yang bukan hanya bagus secara cerita, tapi juga meninggalkan luka manis di hati, ini jawabannya.
✨ Tonton sekarang juga di LAYAR21, situs streaming favorit yang selalu menyajikan film-film terbaik, update, dan penuh rasa.
Siapkan hati. Matikan lampu. Pasang headset.
Karena setelah menonton Panggil Aku Ayah, mungkin kamu akan memandang kata “Ayah” dengan cara yang berbeda.
📌 “Kadang, menjadi ayah bukan soal darah… tapi tentang siapa yang rela tinggal saat semua orang memilih meninggalkan.”